Perjuangan Ibunda Pratama Arhan, Rela Berutang Demi Beli Sepatu Bola Seharga Rp25 Ribu
BLORA - Ibunda Pratama Arhan, Surati, mengungkapkan perjuangan jatuh bangun dirinya untuk membelikan sang putra sepasang sepatu bola seharga Rp25 ribu hingga bisa mengikuti turnamen sepak bola. Surati mengaku saat itu dirinya sampai harus berhutang sana-sini untuk menambah biaya.
Sebagaimana diketahui, Arhan kini menjadi buah bibir usai mengantarkan Timnas Indonesia ke partai puncak Piala AFF 2020. Solidnya performa Arhan di posisi full-back kiri Indonesia membuat dirinya menyabet gelar pemain muda terbaik di turnamen tersebut hingga membuat klub Korea Selatan, Seongnam FC tertarik menggunakan jasanya
Namun siapa sangka, Arhan ternyata lahir dari keluarga yang jauh dari kata mampu. Dirinya merupakan anak tukang sayur yang tinggal di rumah sederhana berlantaikan tanah.
Ibunda Arhan merupakan pedagang sayur keliling, sedangkan ayahnya merupakan pekerja serabutuan. Arhan mengawali dunia sepak bolanya pada saat dirinya duduk di bangku sekolah dasar, saat itu dirinya bermain dengan bola plastik.
“Arhan dari kelas dua SD udah main bola plastik di depan rumah tetangga dengan anak-anak yang lain, karena di sini tidak ada lapangan bola,” kata Surati, dilansir dari Youtube pribadi Ketua PSSI, Mochamad Iriawan, Selasa (4/1/2022).
Performa Arhan di Timnas Indonesia tidak langsung didapat begitu saja. Dirinya bergabung bersama SSB Putera Mustika di Blora, mengikuti jejak sang kakak.
Arhan kecil tidak pernah absen mengikuti latihan di SSB tersebut. Hujan dan panas terik tidak dijadikan alasan untuk bolos latihan di SSB.
“Dia itu walaupun hujan, walaupun terik, tidak pernah bolos sekolah bola. Satu minggu itu tiga kali dia masuh terus, gak pernah absen bolanya,” sambung Surati.
Kala bergabung bersama SSB, Arhan pernah kesulitan membeli sepatu sepak bola. Dirinya pernah hanya bermain dengan sepatu sepak bola seharga Rp25 ribu.
Kondisi ekonomi keluarga membuat Arhan kesulitan mendapat perlengkapan latihan. Ibu dan ayahnya sampai harus menjual barang di rumah untuk membelikan putra kesayangannya itu sepatu bola.
“Dulu kami memang memang susah sekali, hutang sana sini, dulu dia tidak punya sepatu, tidak punya 25 ribu, dan itupun sekali dipakai udah jebol,” katanya.
“Ibu juga kalau ada turnamen sering berutang untuk biaya turnamen itu sendiri. Karena itu demi kebaikan Arhan sendiri,” tutupnya.
Editor : Saliki Dwi Saputra
Sumber : sportstars.id