PSSI Harus Dengar, Ada yang Salah Dengan Sistem Sepak Bola Indonesia, Berikut Curhatan Shin Tae-yong di Media Korea


Pelatih Timnas Indonesia Shin Tae-yong saat diwawancara salah satu media Korea di YouTube Channel Myeongjangdeul /Tangkapan Layar/YouTube BAL


Keringat Shin Tae-yong untuk menjadikan Timnas Indonesia diperhitungkan skala internasional sudah berbuah hasil.

Moncernya Timnas Indonesia di bawah asuhan Shin Tae-yong pada ajang Piala AFF Suzuki Cup 2020 sebagai skuat tersubur dalam torehan gol, menjadi prestasi luar biasa untuk skuad garuda.

Namun Shin Tae-yong menilai jika hal tersebut tidak cukup untuk menjadikan Indonesia maju di dunia sepak bola, sebab menurutnya ada yang salah dengan sistem sepak bola Indonesia.

Hal tersebut menjadi bagian dari curhatan Shin Tae-yong saat menjadi narasumber YouTube Channel Myeongjangdeul yang diterjemahkan oleh kanal YouTube BAL.

Pada media Korea itu, Shin Tae-yong mengaku ada yang ingin ia lakukan dan capai selama dirinya menjadi pelatih Timnas Indonesia.

“Ada yang ingin saya lakukan ketika saya datang ke Indonesia. Saya ingin mengubah sistem sepakbolanya,” kata Shin Tae-yong.

Menurut Shin Tae-yong, Pemerintah Indonesia haus akan prestasi, karena melalui prestasi khususnya di olah raga sepak bola, dapat mengharumkan nama bangsa.

Namun Shin Tae-yong menilai sudut pandang PSSI sebagai kepanjangan tangan pemerintah Indonesia di dunia sepak bola selama ini kurang tepat.

“Dari pada terlalu menitik beratkan kepada prestasi, saya berfikir bahwa akarnya harus kuat. Itu agar ke atasnya juga kuat,” ujarnya.

Menurut Shin Tae-yong, membebankan prestasi sepak bola Indonesia hanya kepada kancah senior bukanlah langkah yang tepat.

Terlebih beban tersebut diberikan kepada pelatih Timnas Indonesia senior di setiap ajang piala antar negara, jelas itu mirip seperti mengandalkan keberuntungan.

“Tidak bisa hanya dibebankan prestasi di kancah senior saja kepada pelatih” tuturnya.

Lemahnya regenerasi sepak bola di Indonesia menurut Shin Tae-yong, terlihat dari sejumlah ajang kompetisi sepak bola yang diikuti skuad garuda selama lima tahun terakhir.

Dimana Indonesia di mata internasional, pernah disebut sebagai skuad dengan materi pemain tertua di Asia Tenggara.

“Sebelumnya, Indonesia adalah tim dengan rata-rata pemain tertua di Asia Tenggara,” ucapnya.

Karena itulah, Shin Tae-yong memiliki keinginan untuk mengubah kemunduran-kemunduran pada dunia sepak bola Indonesia.

Niatan itu bukanlah sekadar isapan jempol, Shin Tae-yong membuktikannya dengan mengerahkan skuad garuda dengan usia tertua 21 tahun, pada ajang Piala AFF Suzuki Cup 2020.

“Sekarang di tangan saya, para pemain Timnas Indonesia berusia rata-rata 21 tahun. Paling senior itu berusia 21 tahun. Saya benar-benar merekrut pemain-pemain muda,” katanya.

Shin Tae-yong pun mengatakan, langkah menaturalisasi pemain-pemain sepak bola asing bisa menjadi alternatif lain.

Terlebih di sejumlah negara di Benua Eropa, banyak pemain bola keturunan Indonesia yang bisa dibujuk untuk memperkuat Timnas Indonesia.

“Indonesia dijajah Belanda selama 400 tahun, sehingga di Belanda banyak yang berdarah campuran Indonesia. Banyak pula pemain berdarah campuran Indonesia di Belanda yang bagus,” ujarnya.

Namun langkah itu tidak menjamin terwujudnya kemajuan sepak bola di Indonesia, selain itu tidak menjamin pula para pemain asing tersebut berpindah kewarganegaraan menjadi warga negara Indonesia.

“Kalau pemain campuran Belanda atau Eropa dinaturalisasi, mereka akan menjadi pemain asing di Indonesia. Mereka juga tidak begitu saja mau untuk menjadi warga negara Indonesia,” tuturnya.

Di sisi lain, Shin Tae-yong mengaku percaya diri jika di Timnas Indonesia di bawah asuhannya bermaterikan sejumlah pemain naturalisasi.

Namun ia percaya jika langkah itu bukanlah keinginan para pendukung sepak bola Indonesia, Shin Tae-yong meyakini rakyat Indonesia menginginkan sosok juara dari pemain dalam negeri.

“Saya bisa membuat satu tim bagus dengan pemain berdarah campuran. Tapi saya percaya orang Indonesia pasti berharap bisa meraih prestasi bagus dengan pemain yang ada di Indonesia,” ucapnya.***

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel